Menuju Dunia Metaverse
Kontributor: Fandi Ahmad F.
Perkembangan dunia teknologi berjalan begitu cepat. Keadaan masyarakat yang dihubungkan dengan komunikasi tatap muka langsung, berangsur berubah dengan erkembangan zaman itu sendiri. Terlebih hadirnya pandemi Covid-19 yang memaksa setia orang untuk bekerja dari rumah (work from home) dan beraneka kegiatan yang dihumbau untuk dilakukan tanpa perlu keluar rumah. Hampir setiap aktivitas dilakukan menggunakan media teknologi yang memungkinkan untuk berkomunikasi jarak jauh.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 pun menceritkan pengalamannya saat bertemu Bos Facebook Mark Zuckerberg bermain ping-pong secara virtual. Presiden RI ke-7 tersebut mengungkapkan rasanya bermain ping-pong tanpa bola, tanpa meja, namun merasakkan nuansa yang sama. Bahkan merasakan keringat yang persis 100% seperti benar-benar bermain ping-pong.
Situasi seperti ini tentu memiliki dampak positif dan negatif. Layaknya kemunculan komputer dan internet pada masa lalu. Ramai menjadi perbincangan apa benefit dan mudhorot penggunaannya. Namun melalui penanaman bekal yang baik, dampak positif hadir dari kemunculan komputer dan internet. Walau tentu dampak negatif menyertai. Ya lagi-lagi kembali ke masing-masing individu.
Sebelum membahas positif negatif, alangkan lebih bijak jika kita mempelajari terlebih dahulu apa itu Metaverse. Seorang pakar kajian media dari Universitas Airlangga, Prof. Rachmah Ida, Ph.D menuturkan Metaverse meruakan gabungan beberapa aspek seperti virtual reality (VR), augmented reality (AR), media sosial, dan juga mata uang kripto. Konsep Metaverse menawarkan kenampakan dunia yang bersifat virtual yang memungkinkan juga melakukan transaksi virtual juga.
Akan tetapi kemunculan metaverse ini bukan suatu hal yang baru. Jauh sebelum itu, di tahun 2003 sudah muncul konsep yang sama bernama Second Life. Konsep pada Second Life menawarkan agar orang bisa tetap saling berhubungan tanpa harus bertemu secara langsung. Kemunculan Second Life disambut baik oleh para pengusaha. Terlihat dari perusahan sekelas International Business Machine Corporation (IBM) dan ratusan perusahaan lain berbondong-bondong mendirikan kantor virtual di sini.
Apakah knsep Metaverse dapat diakses di Indonesia?
Tentu bisa. Karena setiap teknologi pasti mencari pasar. Dan sudah menjadi rahasia umum, Indonesia masuk menjadi negara dengan penduduk terbanyak dunia. Penduduk Indonesia banyak yang melek akan teknologi baru. Secara ekonomi, penduduk Indonesia juga banyak yang mampu untuk mengakses berbagai macam teknologi canggih. Akan tetapi tidak lantas bisa digunakan, dunia virtual Metaverse bida diakses apa bila memenuhi beberapa syarat, diantaranya:
- Inftastruktur yang memadai
- Sinyal yang kuat
- Kecepatan sinyal stabil
- Piranti-piranti yang support untuk mengoperasikan dunia virtual Metaverse