INDAHNYA TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI DESA KARANGSARI KECAMATAN CLUWAK KABUPATEN PATI

Blog Single

Oleh: Laela Sipaul Qulub

Mahasiswa Manajemen Dakwah IAIN Kudus

 

Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan keanekaragaman agama, suku, etnis, bahasa, dan ras. Di Indonesia sendiri setidaknya ada enam agama yaitu, Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha dan konghucu. Keberagaman agama tersebut diibaratkan dua mata pisau yang dapat memeberikan keuntungan dan juga dapat menyebabkan permusuhan. Tidak jarang konflik-konflik  terjadi karena adanya perbedaan antar umat beragama. Misalnya, banyak mereka mengganggap golongannya lebih baik dari golongan manapun. Dari situlah muncul benih-benih kebencian terhadap golongan lain sehingga memicu terjadinya konflik. Mereka mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi antar umat beragama.

Perbedaan agama, suku, budaya, bahasa, etnis, dan ras tidak menjadikan kita untuk membenci dan mengucilkan orang-orang yang tidak sepahaman dengan kita. Maka kita perlu menguatkan tentang toleransi antar umat beragama agar dapat tercipta kerukunan di masyarakat yang khusunya di lingkungan  atau wilayah dengan banyak keberagaman agama, suku, bahasa, budaya etnis dan ras. Hakikatnya toleransi pada intinya, usaha kebaikan, khususnya pada keberagamaan agama yang memiliki tujuan luhur yaitu tercapainya kerukunan, baik intern agama maupun antar agama.

Membangun toleransi umat beragama tentu saja memiliki berbagai tantangan untuk dapat mewujudkanya. Apalagi dengan berbagai kasus yang ada, seolah pemerintah menutup mata dan lamabat dalam mengambil keputusan untuk menyikapi sikap intoleransi beragama yang semakin marak terjadi. Perlu adanya kesadaran dalam masnyarakat bahwa sikap toleransi perlu di pupuk dan dijaga untuk membangun rasa persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terjadi bentrokan antar umat beragama lainya.

Salah satu desa di kabupaten pati kecamatan cluwak, yaitu desa karangsari. Desa karangsari merupakan desa yang memiliki toleransi tinggi antar umat beragama, maka tidak heran kalau desa karangsari dijuluki dengan desa Pancasila. Desa ini terdiri atas lima dukuh yaitu, dukuh jentir, dukuh cluwak, dukuh gibing, dukuh godang, dukuh saying. Desa karangsari sebagian wilayahnya adalah perkebunan karet. Kehidupan beragama di desa karangsari sangat kondusif, walaupun berbeda keyakinan.  mayoritas agama masyarakat di desa karangsari ini adalah agama islam, akan tetapi masyarakat pemeluk agama lain juga ada seperti agama Kristen dan Budha. Desa karangsari memiliki empat masjid yaitu, Masjid Darussalam, Masjid Al-Karomah, Masjid Al-Amin, dan yang ada di dukuh sayang. Desa karangsari juga memiliki 42 Musholla , 1 gereja dan 2 vihara. Jumblah masyarakat yang memeluk agama Islam didesa karangsari 5.546 jiwa. Dan yang memeluk agama Budha 327 jiwa dan agama Kristen 52 jiwa.

Dengan adanya keberagaman agama di desa karangsari tidak menyurutkan semangat antar umat beragama untuk saling gotong-royong dan membantu sesama yang mengalami kesulitan.seperti ketika umat Kristen membangun gereja masyarakat yang memeluk agama Islam dan Budha ikut saling membantu untuk membangun tempat ibadah umat Kristen , demikian pula umat Budha ketika ingin membangun vihara umat Islam dan Kristen jug aberbondong saling membantu, dan ketika juga ketika umat Islam membangun Masjid umat Kristen dan Budha juga ikut gotong royongg untuk membantu , tidak hanya membantu dari segi tenaga tetapi juga dengan materi.

Dan ketika ada perayaan dari hari besar masing-masing agama, maka ketika hari rasa idul fitri orang budha dan Kristen mengucapkan selamat hari raya idul fitri dan sebaliknya juga ketika hari besar umat budha dan Kristen  umat islam memberikan selamat kepada umat Kristen dan hindu. Ketika ada acara keagamaan umat Islam orang-orang yang memeluk agama hindu dan budha juga ikut di undamg untuk menikmati jmauan. Walaupun didesa karangsari memiliki keberagman agama tapi masyarkatanya menjunjung  tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan toleransinya sangat kuat yang menciptakan kerukunan antar tetangga, dukuh dan desa.

Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk toleransi yang dilakukan warga  beragama islam, Kristen dan budha yaitu berupa toleransi agama dan toleransi sosial. Tolerani agama dilakukan ketika berhubungan dengan kegiatan keagamaan masing-masing masyarakat. Salah satunya ucapan selamat dan saling silaturahmi ketika salah satu umat beragama merayakan hari besar keagamaan. Sedangkan toleranis sosial di wujudkan ketika menyangkut kepentingan umum dan diluar kegiatan keagamaan misalnya melalui kegiatan kerja sama  seperti kergiatan kerja bakti dan gotong royong. Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi antar umat beragama terdiri dari faktor pendorong yaitu prinsip kerukunan, prinsip hormat dan solidaritas yang tinggi antar masyarakat dan menjadi faktor penghambat antara lain konflik ayng berupa persaingan dan adanya rasa curiga terhadap umat beragama lain. Toleransi yang terjalin anatar umat beragama telah mendorong adanya unteraksi sosial yang baik anatar warga. Hal ini di tunjukkan melalui dua wujud toleransi yaitu toleransi perkataan dan toleransi perbuatan. Sungguh menarik, pelajaran yang bisa kita ambil dari toleran si dan kerukanan anatar umat beragama adalah hari besar keagamaan masing-masing ternayata menjadi acara kemasyarakatan yang saling memupuk toleransi.

Share this Post1: