PRODI MD SIAPKAN DAI MUDA YANG BIJAK LITERASI DAN MEMAHAMI REKONSTRUKSI MEDIA DIGITAL
Program Studi Menejemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) IAIN Kudus mengadakan Workshop Vokasi dengan tema “Dai Muda dan Tantangan Dakwah Era Digital” bagi mahasiswa Menejemen Dakwah yang berlangsung di Ruang Multimedia Gedung SBSN Lantai 2 pada Selasa (13/09/2022).
Turut hadir memberikan pengantar workshop yakni Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Dr. Ahmad Zaini, Lc., M.S.I, Pemateri I KH. Saaduddin Annasih, Lc., M.Pd dari LDNU Kab. Kudus, Pemateri II Rumail Abbas dari Founder gayeng.co, dan dimoderatori oleh dosen MD Moh Anwar Yasfin, M.Pd.
Workshop Vokasi ini dikemas dengan pembahasan mengenai persiapan sebagai seorang dai dan pengemasan konten-konten kekinian.
Saaduddin Annasih menjelaskan, saat ini umat Islam menilai Islam hanya sebagai agama dan melupakan implementasi Islam sebagai perilaku. Maka dari itu, dai muda menghadapi era digital harus bijak dalam berliterasi, sebagai upaya meneguhkan dakwah santun di era digital. Dalam konteks kekinian, literasi tidak hanya diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis, namun peran literasi menjadi perangkat untuk berkomunikasi, mengungkapkan hati dan mencari informasi dalam relasi sosial.
“Bijak literasi dalam dakwah tidak terlepas dengan informasi dan opini, Maka dari itu kita memegang teguh kaidah. Kaidah informasi yang valid dan terverifikasi data, contoh menulis sebuah hadist. Terlepas dari itu harus melihat subtansi dakwah yakni berseru, mengajak, mempengaruhi, menuju jalan Tuhan/kebaikan, bijak dan santun,” jelasnya.
Annasih juga menjelaskan terkait tantangan dakwah berliterasi yakni hoaks, dan dampak negatif terkait banyaknya korban. Maka dari itu, dengan adanya tantangan tersebut upaya menanggulanginya adalah dengan memperhatikan konten dan koridor dakwah di era digital, yakni konten yang berupa informasi harus terverifikasi dan validasi sumber, konten berupa opini harus argumentatif, konten harus komunikatif, kontekstual, sejuk, teduh serta memotivasi, bukan memprovokasi.
Sementara itu, Rumail Abbas menyambung pembicaraan dakwah di era digital ini dengan mengkaitkan rekonstruksi media sosial. Dai harus memperhatikan dalam membuat konten dakwah digital seperti kejelasan tidak ada aturan durasi, pesannya cukup, headline terkait dengan manfaat, kebaharuan, dan rasa ingin tahu. Headline lain, mengandung ajakan untuk beraksi, seperti menggunakan kata ‘cobalah, buktikanlah, rasakan, temukan’. Selain itu, dapat menggunakan headline yang klise, seperti penggunaan kata ‘ternyata, akhirnya, siapa lagi’.
“Rekontruksi media sosial meraih 83% informasi dari internet, dan 55% dari sosmed. Hal ini salah satu kesempatan besar para dai geneasi Z untuk berdakwah lewat sosial media. Adapun formula dakwah digital yang harus diperhatikan yakni dalam pembutan video & infografis, storytelling, copywriting, serta content marketing,” Jelasnya. -Ast