Tingkatkan Kualitas Publikasi Mahasiswa, Prodi MD Adakan Konsorsium

Blog Single

Program Studi Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) mengadakan konsorsium untuk meningkatkan kemampuan kepenulisan mahasiswa di tingkat internasional. Konsorsium tersebut dilakukan secara daring melalui ruang zoom meeting dan luring di Ruang Meeting FDKI, Rabu (05/07/2023).

Dihadiri oleh Ketua Program Studi Manajemen Dakwah, Nur Ahmad, S.Sos.I., M.SI., dan dosen Manajemen Dakwah Sri Wahyuningsih, M.Pd., M.SI., sebagai narasumber kedua. Konsorsium tersebut mengangkat tema "Khasanah Dakwah dan Tips Publikasi pada Jurnal Internasional Bereputasi", kegiatan tersebut berjalan dengan lancar.

Ketua Program Studi Manajemen Dakwah, Nur Ahmad menyampaikan bahwa objek penelitian manajemen dakwah berada di lingkungan kegiatan dakwah, seperti manajemen haji dan umroh, wisata religi, dakwah virtual, pengelolaan masjid dan musholla, pengelolaan Baznas, da’I da’iyah, serta khotib dan khitabah.

"Rekam jejak adalah semua hal yang dilakukan seseorang di masa lalu dan dapat dijadikan teladan sampai sekarang, termasuk dalam hal ini adalah rekam jejak para nabi, aulia atau tokoh agama lainnya," terangnya.

Dosen Manajemen Dakwah, Sri Wahyuningsih sebagai pemateri kedua mengatakan bahwa ketika membuat judul ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti judul penelitian yang bagus dengan panjang 10–12 kata, menggunakan istilah dan frasa deskriptif yang secara akurat menyoroti isi inti makalah, kata-kata sesedikit mungkin yang cukup menunjukkan isi kertas, harus cukup spesifik, dan umumnya tidak boleh menyertakan singkatan. Jika judul penelitian terkesan bagus maka pembaca akan tertarik untuk membacanya.

Sedangkan hal yang perlu ditawarkan pada pembuatan karya tulis berupa debat atau diskusi isu global maupun nasional, komunitas riset praktek pembaca internasional, kesenjangan penelitian atau kebaruan, kontribusi penelitian, dan implikasi penelitian. Dirinya juga menegaskan bahwa menjadi seorang peneliti haruslah memiliki gairah membaca yang tinggi, karena disitulah letak pengetahuan yang luas.

"Penulisan karya ilmiah itu seperti piramida terbalik, dari paragraf awal itu luas hingga di paragraf akhir semakin mengerucut," jelasnya. (Nad)

Share this Post1:

Galeri Photo